JOGJA - Puluhan botol berisi serbuk putih keabu-abuan tertata rapi di sebuah meja. Pada tiap sisinya berlabel 'Oleh-oleh Merapi' dengan latar Gunung Merapi yang sedang meletus. Di atasnya terdapat secarik kertas bertuliskan volcano dust IDR 10.000.
Botol kecil bekas minuman suplemen itu berisikan abu vulkanik Merapi karya mahasiswa Program Pascasarjana (PPS) ISI Yogyakarta Agus Budi Setiawan, yang dijual di acara Holy Sale, Seni untuk Merapi. Aksi penggalangan dana bagi pengungsi itu digelar di Lapangan Badminton ISI, Jumat (19/11/2010).
"Abu Merapi ini dibuat agar ada apresiasi dari masyarakat terkait bencana Merapi. Awalnya tidak untuk dijual, sekadar donasi pengganti abu Merapi Rp 10 ribu, tapi ternyata banyak yang tertarik," ujar Agus, yang juga sebagai koordinator kegiatan.
Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (Diskomvis) semester pertama itu mengaku bahwa ide awal pembuatan suvenir abu Merapi itu semata karena penasaran. Baginya, akan menarik jika abu vulkanik yang pada satu sisi merupakan musibah bisa diubahnya menjadi suvenir yang membawa berkah.
"Saat ngamen beberapa waktu lalu, saya menawarkannya kepada wisatawan mancanegara dan lokal di Malioboro. Ternyata mereka sangat tertarik. Makanya sekarang saya banyak menawarkan abu Merapi kepada orang luar Jogja seperti Jakarta dll," paparnya.
Agus memanfaatkan abu dari tempat kelahirannya Kutoarjo, yang kali juga terkena hujan abu Merapi. Padahal, jarak Jogja-Kutoarjo cukup jauh, sekitar 60 kilometer.
Sementara demi keamanan, dia tak lupa menyertakan peringatan terkait bahan berbahaya yang terkandung dalam tiap butir abu merapi, seperti silica, dll. Hal itu sekadar untuk memberikan pengertian bagi mereka yang membelinya.
Agus mulai membuat abu vulkanik sejak 9 November lalu dengan jumlah 200 botol. Melalui aksi ngamen di Malioboro, dia mampu menjual habis abu tersebut. Kini, mahasiswa yang saat ini juga mengajar di Universitas Mercu Buana itu memproduksi lagi sebanyak 200 botol khusus untuk untuk acara tersebut.
Hingga saat ini, dari hasil penjualan abu Merapi saja, dia telah mengumpulkan dana sekitar Rp 2 juta. Selain menjual abu Merapi, Holy Sale juga menjual berbagai macam barang seperti tas, kaus, dompet, majalah, mug, sepatu, pernak-pernik, hingga lukisan bertemakan Merapi.
Sementara itu ketua panitia Holy Sale, Seni untuk Merapi Edi Sutardi menuturkan, abu Merapi yang dibuat oleh Agus, selain bisa menjadi uang, diharapkan juga bisa menjadi memorabilia bagi bencana Merapi kali ini.
Terkait acara, Edi mengatakan bahwa puncak kegiatan nanti malam akan ada diisi dengan penampilan empat kelompok seni. Mereka akan menampilkan tarian, catwalk, fashion, hingga lelang baju Sabtu (20/11) pukul 19.00 WIB di kampus PPS ISI, Jalan Suryodiningratan Yogyakarta.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar